Jika wakil presiden Honda Racing Corporation (HRC) yaitu Shuhei
Nakamoto menolak keras konsep CRT (Claiming Rule Team) dan berjanji
bahwa Honda tidak akan ambil bagian jika MotoGP sudah jadi CRT semua,
lain halnya dengan Livio Suppo. Marketing Direktur HRC itu malah sepakat
bahwa CRT adalah konsep masa depan MotoGP.
“Saya rasa kita harus melihat kondisi yang ada sekarang ini. Kondisi
yang ada sekarang adalah sulit untuk membuat grid di MotoGP terisi full
dengan motor prototipe. Suka atau tidak ini adalah kenyataan. Kesulitan
ekonomi yang belakangan semakin memburuk khususnya di Eropa, membuat
semuanya berubah drastis. MotoGP sebagai ajang balap yang berstandar
Eropa, mau tidak mau harus menyesuaikan dengan kondisi tersebut,” jelas
Suppo.
“Ajang ini butuh sebuah solusi untuk menambah jumlah peserta di
MotoGP, dan CRT adalah jawabannya. Tahun 2012 adalah tahun pertama dan
saya rasa performanya tidak akan maksimal. Tapi konsepnya cukup menarik
karena ini sama saja dengan super-Superbike,” imbuh Suppo.
Selain membicarakan tentang dukungannya pada konsep CRT, Suppo juga
menjelaskan bahwa kompetitifitas motor CRT tidak bisa dianggap enteng.
Sebab kompetitifnya sebuah motor, juga tergantung dari pembalap yang
menungganginya.
“Berbicara tentang kompetitifnya CRT, saya kasih contoh pada beberapa
pembalap yang mendapat dukungan penuh tim pabrikan. Toh mereka tidak
bisa meraih kemenangan, jadi pembalap juga punya peran besar. Saya yakin
pembalap seperti Colin Edwards dan Randy de Puniet jika mendapat motor
CRT terbaik, mereka bisa tampil lebih baik kok dari pada Toni Elias saat
masih di MotoGP tahun 2011 lalu,” pungkas Suppo. (otosport.co.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar